Rabu, 20 Februari 2013

IRI HATI ADALAH CIRI MANUSIA DUNIAWI

Bacaan Firman
Bacalah 1 Korintus 3:1-9 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.
Pertanyaan Renungan
1. Selain iri hati, apa ciri yang lain dari seseorang yang masih memiliki sifat duniawi? (ayat 4).
2. Sebagai apakah Rasul Paulus menggambarkan jemaat Tuhan? (ayat 9).

Manusia adalah makhluk sosial, maka ia pasti bisa bersosialisasi, dengan maksud dan tujuan yang membangun orang lain. Tetapi, bersosialisasi dengan maksud membeda-bedakan satu dengan yang lain tidak berkenan kepada Tuhan. Dalam renungan Saat Teduh hari ini, Tuhan mengingatkan kita untuk menjauhi perselisihan dan iri hati. Jika kita sengaja membangun kubu atau pun kelompok tertentu dengan maksud membedakan kelompok kita dengan orang lain, hal itu tidak berkenan kepada Tuhan, bahkan menunjukkan bahwa kita masih manusia duniawi. Paulus juga menentang sikap ini katanya, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?,”(ayat 3). Gereja adalah keluarga besar di dalam Tuhan. Itu sebabnya, meskipun kita berada di komsel yang berbeda, kita tetap adalah satu keluarga yaitu tubuh Kristus. Oleh karena itu, sikap pengkotak-kotakkan antara satu dengan yang lain misalnya kelompok Apolos atau kelompok Paulus, atau komsel ini dan komsel itu, atau area ini dan area itu, sikap kita merasa lebih baik dan lebih benar dari yang lain, adalah sikap duniawi. Ini adalah sikap iri hati. Kita semua adalah anak-anak Allah, maka kita harus menjauhkan diri dari perselisihan yang terjadi karena perbedaan gaya tertentu. Mungkin cara bernyanyi dan berdoa bisa berbeda gaya, tetapi kita adalah satu dalam Tuhan. Jangan memperdebatkan hal-hal itu, karena perdebatan bisa membuat kita terpecah-belah. Jadi, marilah kita membiarkan kasih Bapa surgawi mempersatukan kita semua, karena kasihNya yang tak terukur itu mengikat kita dalam tali persaudaraan yang kuat demi kemuliaan Tuhan.
Praktek
Pencerahan apa yang Anda dapatkan dari renungan hari ini? Bagikan pengalaman Anda di komsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar